lokasi dari air terjun ini cukup mudah dikunjungi, karena medan yang tidak terlalu sulit bagi para pengunjung. Terletak di jalan Putuk Truno, Prigen – Pasuruan. Aksesnya bisa dijangkau kurang lebih 15 menit dari pusat kota Pandaan Akses jalan menuju air terjun, terbuat dari campuran semen selebar 1,5 meter, dengan kontur naik turun yang tidak terlalu ekstrim, cukup menyenangkan bagi para penggemar wisata alam. Pemandangan alami disepanjang jalan, tebing disebelah kanan, sementara jurang dan lebatnya semak disebelah kiri. Serta segarnya udara pegunungan, membuat pengunjung bisa sempurna menikmati perjalanan. Kurang dari 20 menit berjalan santai , jarak yang hanya sekitar 300 meter dari pintu masuk sudah lunas ditempuh. Pengunjung yang datang akan langsung disambut dengan sebuah tampilan luar biasa dari Air Terjun yag mmiliki tinggi 45 meter menjulang . Dasar air terjunnya membentuk lingkaran yang dipenuhi batu-batu besar.
mitos dan sejarah air terjun putuk truno
selain memiliki keindahan yang memanjakan mata , dibalik itu semua ternyata air terjun ini memiliki sejarah yang cukup seru karena nama Putuk Truno berasal dari seorang pemuda bernama Joko Truno, yang lantas bertapa didaerah itu, hingga menjelma menjadi seekor ular (putuk). Kisah berawal ketika Joko Taruno menaruh rasa cinta kepada Sri Gading Lestari yang tak lain adalah putri Raden Arya Wiraraja, adipati Madura. Sang adipati tidak merestui hubungan keduanya pasalnya Joko Taruno hanyalah anak orang biasa (selir raja) bukan dari hasil pernikahan raja dan ratu. Begitu dalamnya cinta Joko Taruno terhadap Sri Gading Lestari seolah tak dapat dipisahkan oleh apa atau siapapun termasuk oleh sang adipati sendiri. Untuk itu berbagai cara telah dilakukan agar tali cinta keduanya terputus, sang adipati akhirnya mengisolir putrinya ke sebuah tempat di kawasan Purwodadi, Pasuruan yang kini bernama Coban Baung (coban = air terjun, baung = suara serigala). Tak berhenti sampai di situ, Sang Arya Wiraraja juga memagari kawasan itu dengan kekuatan gaib agar putrinya tak bisa berhubungan lagi dengan Joko Taruno. Putri Sri Gading Lestari kemudian dijuluki Putri Baung. Lokasi air terjun dimana Sri Gading diasingkan dikemudian hari dikenal orang dengan sebutan Coban Baung. Uniknya pada saat-saat tertentu di sekitar lokasi air terjun ini akan terdengar suara seperti lolongan serigala, konon itu merupakan ungkapan cinta kasih Putri Sri Gading . Joko Taruno ternyata tak pernah letih mencintai Sri Gading, akhirnya kedua insan yang sedang dimabuk asmara itu memutuskan untuk melakukan tapa brata alias semedi menghadap sang hyang dewa penguasa jagad. Ketulusan cinta Joko Taruno akhirnya membuahkan hasil . Pagar gaib pun bisa ditaklukannya. Keduanya berhasil meloloskan diri menuju sebuah air terjun, dimana air terjun tersebut merupakan tempat Joko Taruno biasa bertapa di sana. Tempat itu kini dinamakan Air Terjun Putuk Truno. Di tempat itulah, cinta kasih mereka tumbuh dan bersemi kembali hingga kekal-abadi. Air Terjun Putuk Truno dinamakan juga Air Terjun Keabadian.Cerita itulah yang menjadi asal muasal nama air Terjun Putuk Truno. Terlepas dari keunikan legenda cerita sejarahnya, air terjun Putuk Truno memang menyajikan daya tarik tersendiri. Gemuruh suara hempasan airnya, serta kencangnya tiupan udara membuat butiran-butiran air yang menerpa wajah, bisa dirasakan hingga ke tempat duduk disekeliling tangga.lokasi dan alamat air terjun putuk truno
Coban Putuk Truno ini berlokasi di Prigen , Pasuruan , Jawa Timur 67157, Indonesia . Berikut titik GPS dan juga peta @-7.6887975,112.6341373
0 komentar:
Post a Comment